Merangin, Benuajambi.com – Keputusan mendadak terkait pergeseran Kapolres Merangin, AKBP Roni Syahenra, S.I.K., M. Si, yang belum genap satu tahun menjabat, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pergeseran ini menjadi viral karena terjadi setelah sang kapolres berkomitmen penuh untuk memberantas praktik Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Kabupaten Merangin. Peristiwa ini memicu dugaan dan pertanyaan dari berbagai pihak, termasuk dari Gerakan Mahasiswa Merangin (GMM) Jambi. Selasa, (15/7/2025).
GMM Jambi Curiga Ada Kepentingan Tersembunyi
Ketua Umum GMM Jambi, Fadel Muhammad Sabirin, secara terang-terangan menduga bahwa pergantian Kapolres Merangin ini tidak lepas dari adanya “kepentingan” tersembunyi. Menurutnya, keputusan ini terasa janggal mengingat komitmen kuat yang telah ditunjukkan oleh kapolres sebelumnya dalam upaya pemberantasan PETI. Dugaan ini menguatkan spekulasi publik bahwa ada pihak-pihak tertentu yang merasa terganggu dengan gebrakan tersebut.
Integritas Kapolres Baru Dipertanyakan
Dugaan serupa juga disampaikan oleh Zikrillah Bisma, senior GMM Jambi. Ia secara gamblang mempertanyakan integritas dan latar belakang dari Kapolres Merangin yang baru, AKBP Kiki Firmansyah Efendi. “Apakah Kapolres yang baru ini titipan mafia PETI atau memang untuk bekerja selayaknya kapolres?” ujar Zikrillah. Pertanyaan ini muncul karena Kapolres sebelumnya, yang merupakan putra daerah Merangin, dikenal sangat gigih melawan praktik ilegal yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat tersebut.
Kapolres Sebelumnya Dikenal Giat Berantas PETI
Sebelumnya, Kapolres Merangin AKBP Roni Syahenra telah melakukan serangkaian tindakan tegas dalam memerangi PETI. Komitmennya dalam menjaga lingkungan dan menegakkan hukum telah mendapatkan apresiasi dari berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pergeseran posisinya yang terkesan tiba-tiba ini menimbulkan keheranan dan kekhawatiran di tengah masyarakat.
Harapan dan Dorongan untuk Kapolres Baru
Terlepas dari berbagai dugaan yang muncul, GMM Jambi menyatakan dukungannya kepada Kapolres Merangin yang baru. GMM Jambi berharap AKBP Kiki Firmansyah Efendi dapat meneruskan perjuangan Kapolres sebelumnya. GMM Jambi mendorong Kapolres yang baru untuk melanjutkan komitmen dalam memberantas PETI yang telah meresahkan masyarakat selama ini. Mereka menekankan pentingnya sinergi antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menegakkan hukum.
Melihat Kinerja ke Depan
Zikrillah Bisma menambahkan, jawaban atas semua dugaan ini akan terlihat dari kinerja Kapolres yang baru. “Untuk melihat itu semua, kita lihat ending-nya ke depan, memang bekerja untuk rakyat atau bekerja untuk PETI,” tegasnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa publik akan terus mengawasi dan menilai setiap langkah yang diambil oleh pimpinan kepolisian yang baru. Kinerja AKBP Kiki Firmansyah Efendi dalam penanganan PETI akan menjadi tolok ukur utama apakah ia benar-benar berpihak kepada rakyat atau kepada kepentingan-kepentingan tertentu.
Dinamika Politik dan Penegakan Hukum
Pergantian kepemimpinan dalam institusi kepolisian, terutama di daerah yang memiliki isu krusial seperti PETI, sering kali memicu spekulasi mengenai adanya intervensi dari pihak-pihak yang memiliki kekuatan. Kasus ini menyoroti kompleksitas dinamika antara penegakan hukum, kepentingan ekonomi, dan politik lokal. Masyarakat berharap bahwa kepentingan rakyat dan keberlanjutan lingkungan akan selalu menjadi prioritas utama.
Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas
Untuk menghindari kesimpangsiuran informasi dan dugaan-dugaan yang tidak berdasar, transparansi dari pihak kepolisian sangat diperlukan. Penjelasan resmi yang jelas dan akuntabel mengenai alasan di balik pergantian Kapolres Merangin ini dapat membantu meredam spekulasi yang berkembang. Masyarakat menuntut agar penegakan hukum berjalan lurus, tanpa intervensi dari pihak mana pun, demi terciptanya Merangin yang bersih dari praktik ilegal yang merusak. (Rido)