Air Sungai Batang Hari Keruh,Mahasiswa Prihatin

  • Whatsapp

JAMBI.(Benuajambi.com)-Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek) melakukan Ekspedisi Sungai Batanghari.

Perjalanan Ekspedisi Sungai Batanghari melibatkan peneliti, akademisi, komunitas dan pegiat budaya, mahasiswa, serta tokoh masyarakat daerah,dengan Mengusung tema” Menyusur Sungai, Merekat Ketersambungan Warisan Budaya Indonesia.

Ekspedisi Sungai Batanghari merupakan bagian dari penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi yakni suatu rangkaian kegiatan susur budaya melayu Jambi sebagai upaya pemajuan dan pelestarian kebudayaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

Kenduri Swarnabhumi yang acaranya bakal berlangsung selama Juli hingga Agustus mendatang diharapkan dapat menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban di DAS Batanghari, menjadi sebuah gerakan kebudayaan untuk mengingatkan kembali ingatan masyarakat tentang pentingnya sungai dalam kehidupan sehingga harus meletakkan kebudayaan di hulu pembangunan.

Titik awal pemberangkatan Ekspedisi Sungai Batanghari dimulai dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Dalam kegiatan ekspedisi sungai Batanghari di koto mahligai Muaro Jambi juga dihadiri langsung Dirjen Kebudayaan Kemendikbudrsitek Hilmar Farid berserta rombongan.

Pelaksanaan kegiatan tersebut di isi dengan tanya jawab para Perserta mahasiswa dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudrsitek.

Salah satu mahasiswi dari universitas Palembang menyampaikan bahwa dalam kegiatan ekspedisi sungai Batanghari yang kita lewati sepanjang jalur sungai.

Kami dari mahasiswa merasa prihatin dengan keadaan air sungai yang keruh,akibat aktivitas peti maupun pengerukan pasir  pinggir sungai dan Stofel batu bara yang dekat sekali dengan situs bersejarah candi Muaro Jambi.

Dari mahasiswi tersebut juga memberikan tanggapannya untuk mensosialisasikan kepada  warga sekitar agar bersama-sama menjaga warisan bersejarah ini ‘kata mahasiswi asal Palembang tersebut dalam kegiatan sekolah lapangan Muara Jambi 2022 di Koto mahligai.

Usai melaksanakan tanya jawab dan memberikan pemahaman kepada para mahasiswa Dirjen Kebudayaan Kemendikbudrsitek Hilmar Farid saat dikonfirmasi ditempat yang sama menanggapi aktivitas Stofel yang dekat dengan situs bersejarah Muaro Jambi juga menyampaikan “Dari pemerintah dari Pariwisata maupun provinsi sedang berdiskusi terus terkait permasalahan ini.

Dan sedang dalam proses penyusunan master frame untuk keseluruhan kawasan.

Dan kita tahu bagaimanapun untuk aktivitas  punya peran dalam pembangunan dan ekonomi kita ,dan juga mesti dicari penyelesaian yang cerdas dan adil untuk semua sehingga nanti efek ekonomi tetap berjalan, pelestarian juga diutamakan “ujar Hilmar Farid

Sejarahwan Hilmar Farid juga menambahkan Kawasan ini cagar budaya nasional permasalahan ini terus kita diskusikan,misalnya sekarang ada pemindahan yang lain-lainnya rencana seperti itu dan dikawal juga.

Kemarin Kementerian koordinator yang bertanggung jawab atas  pariwisata juga kita diskusikan cukup rapat lah soal itu , tapi nanti semuanya akan tercermin di dalam  rencana itu jadi pegangan bersama”pungkas Hilmar Farid

(Eko)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *