Nenek Senah Ajak Warga Pilih SUKA, Pantunnya Bikin Bang Syukur Terpingkal-pingkal

  • Whatsapp

Merangin, Benuajambi.com“Aku nak ngajak uhang nan ado disiko di Rantau Panjang ko, jangan milih uhang lain lagi, Pak Syukurlah pilihan kito,” ujar Ratna Kawi (64) dihadapan ratusan warga Kecamatan Tabir, Kamis (19/09/2024).

Wanita paruh baya yang akrab disapa Nenek Senah itu tampil diacara silaturahim antara Bacalon Bupati Merangin, M. Syukur dan Warga Kecamatan Tabir Induk di Posko Pemenangan SUKA Tabir.

Bacaan Lainnya

Nenek Senah membacakan beberapa pantun jenaka dengan logat daerah yang membuat Bang Syukur –begitu sapaannya- dan warga yang hadir tertawa terpingkal-pingkal. Dalam pantun-pantunnya, Nenek Senah banyak menyelipkan pesan moral maupun harapan yang disampaikan kepada Bang Syukur.

“Mulai dari zaman Pak Rotani, siapopun yang jadi Bupati, asal masuk Rantau Panjang harus bepantun,” ujar Nenek Senah mengawali pembicaraan.

Menurut Nenek Senah, sebagai kawasan wisata, warga Kelurahan Rantau Panjang khususnya diwilayah objek wisata Rumah Tuo dituntut untuk berbahasa Indonesia yang fasih dan bisa bisa berbahasa inggris. Namun, karena keterbatasan kemampuan, masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa dusun atau bahasa lokal/daerah.

“Kalau orang pariwisata masuk Rantau Panjang, yang pertamo harus biso bahaso Indonesia yang fasih, yang keduo harus biso bahaso Inggris. Kami dak do tukang (orang yang ahli, red) jadi kami baso dusun tutok tulah,” ungkapnya disambut gelak tawa Bang Syukur dan ratusan warga yang hadir.

“Pantun yang pertamo, sayo ingin mempromosikan Rantau Panjang: Jalan setapak ke seberang, Daun yang dibaok bapucuk mudo, Kalau bapak sudah berado di Rantau Panjang, Ado tempat wisata yaitu Rumah Tuo,” ucapnya disambut riuh tepuk tangan warga.

“Pantun yang keduo: Jangan bumenung musibah datang, Mari samo samo kito bupikir, Baju kuhung sua melimpang, Asli pakaian kami Tabir,” sebutnya.

“Dak bisa diganggu gugat, walau pun Pak Syukur jadi Bupati,” tambah Nenek Senah disambut anggukan dan senyum tipis dari Bang Syukur.

“Pantun ketigo tentang kuliner: Ka hulu membeli gambir, Dasar beludru bekerut-kerut, Kalau Pak Syukur nak tahu masakan kami Tabir, Gulai paku dicampur Belut. Insya Allah, kalau Pak Syukur jadi Bupati, siap menghidangkan, kami buat langsung,” tegasnya diiringi tawa Bang Syukur.

Di pantun yang ke empat, Nenek Senah seperti menyampaikan unek-unek tentang keresahan para petani di wilayah tabir. Diusianya yang ke 64 tahun, Nenek Senah ternyata masih dipercaya menjadi Ketua Kelompok. Bahkan, Ia adalah satu-satunya kelompok tani wanita di Kabupaten Merangin.

“Kalau awak makan pinang, Cukup cukup gadungnyo limo, Kalau dikimak kami di Rantau Panjang, Nan bagawe dumo banyak kami batino,” ungkapnya disambut gelak tawa hadirin. Bahkan, para bapak-bapak pun dibuat tersipu malu. Kaum ibu pun tergelak seolah menyindir para bapak-bapak.

“Kenapo Nenek Senah ko masih jadi Ketua Kelompok Tani? kareno kamilah nan banyak dumo (dikebun, red),” sambugnya.

Nenek Senah kemudian menjelaskan maksud dari pada pantun yang terakhir. Katanya, ketika acara festival Swarna Bhumi di gelar di Rantau Panjang, para petani wilayah setempat justru mengalami gagal panen.

Nenek Senah pun mencoba berkoordinasi dengan anggota DPRD Kabupaten Merangin dan Dinas Pertanian mengenai bantuan bibit padi sawah. Namun, bantuan yang diberikan sangat terbatas. Dari 6 kelompok tani, hanya satu yang diakomodir. Ia juga mengeluhkan soal irigasi dari Dam Semayo yang tak berfungsi dengan maksimal.

“Jadi gini, Aku ko sudah koordinasi dengan pak DPR, nak ba umo petang ko pak, karno kami festival swarna bumi, kami ngangkut padi, kebetulan panen kami gagal. Jadi, nak ba umo petang ko, dapek lah bantuan dari dinas terbatas, 6 kelompok tani cuma satu kelompok tani yang dapat. Kemano nan limo kelompok? Sehinggo Nek Senah nan tuo ko nyahi ke dinas, pegilah kemano-mano. Dapek lah bibit babeli, yo po dak babeli?,” tanya Nenek Senah disambut jawaban YO secara serentak.

“10 ribu sekilo, kami beli jugo, kami nak ba umo, yang keduo lagi, kami kini kihing aik pak, tolong irigasi kami pak, dam semayo, harus dimaksimalkan supayo sawah kami dak kihing agi,” pungkasnya. (Andi Saputra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *