TANJABTIM,(Benuajambi.com)-Petani desa Simpang Datuk keluhkan harga beras yang semakin anjlok dipasaran ,semenjak wabah pandemi covid 19 melanda Indonesia,begitu juga provinsi Jambi.
Setahun lebih Pandemi melanda Indonesia ,setahun lebih pula para petani sawah mengalami kerugian,dan merasakan dampak perekonomian sehingga membuat harga beras hasil panen mereka anjlok.
Persaingan beras yang masuk di kabupaten Tanjung Jabung timur , membuat beras lokal itu sendiri harga nya jatuh dan anjlok di wilayahnya sendiri,
Dikutip dari pemilik Akun Yang bernama Mansyur dihalaman media sosial Facebook nya yang bertuliskan “Semangat bagi teman teman pejuang pangan yang berjuang untuk menghidupin keluarga kecil kita, semangat buat masyarakat Indonesia yang berjuang untuk keluarga kecil anda.
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan oleh Allah, amin ya robbal Al-Amin.
Saat ini didesa kami yang jauh dari perkotaan yang menurut saya terpencil, karena susahnya akses masuk mobil untuk mengangkut hasil panen kekota Jambi, dimana kota yang padat akan penduduk, dengan penduduk yang rata rata mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok bukan roti.
Desa terpencil kami yang bernama desa Simpang Datuk ujung Jabung, kabupaten Tanjung Jabung timur provinsi Jambi.
Kami dan teman teman petani Simpang Datuk yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia ( SPI ) maupun teman – teman yang tidak tergabung dalam organisasi SPI sedang melakukan pasca tanam padi kembali.
Walau stok gabah petani masih sangat banyak dikarenakan anjloknya harga beras saat ini dan adanya beras luar yang masuk ke daerah tanjung Jabung timur.
Belum lagi tranportasi yang sangat sulit dengan biaya yang cukup besar membuat beras kami sulit dipasarkan ke kota mau pun kedesa desa tetangga.
Saya sebagai petani Simpang Datuk sangat merasakan hal ini.
Saya mencoba memasarkan beras hasil panenan saya sendiri ke desa tetangga dan kota Jambi, dari Simpang Datuk menggunakan pompong atau kapal kayu yang memakan biaya Rp 200 perkilo, biaya buruh pelabuhan Rp 43,75 biaya tranportasi mobil Rp 280. Itulah biaya yang harus dikeluarkan sampai kota Jambi.
Harga jual beras berkisaran di harga rp 7800 harga gudang Jambi. Harga jual eceran Rp 9000 sampai 9500 perkilo.
Kendala yang kami hadapi bukan hanya di harga beras yang sangat anjlok.terkendala dari banyak beras bantuan dari pemerintah bagi masyarakat. Katakanlah beras bantuan covid 19 yang telah meresahkan perekonomian kita khususnya petani.
Semangat para petani Indonesia,teruslah berjuang wahai pejuang pangan walaupun stok panganmu masih banyak.
Semoga pemerintah dapat membatu kita menyelesaikan masalah kita ini.
walaupun pahit yang kita rasakan untuk membeli racun rumput harga beras anjlok.
Beli pupuk harga beras anjlok, beli solar untuk bajak sawah harga beras anjlok. Beras anjlok pembeli pun anjlok dikarenakan banyak beras bantuan yang tepat sasaran bagi masyarakat.
Mudah mudahan ada juga solusi tepat sasaran buat petani Simpang Datuk.
Mungkin dengan membeli beras Simpang Datuk untuk stok bulog. Atau membeli beras desa Simpang Datuk untuk tunjangan pengawai negri.atau menstop masuk beras luar agar beras kami besa laku dan kami dapat bertani lagi dengan tenang.
Petani Simpang Datuk menghasikan beras 2 kali dalam satu tahun, yuk kita beli beras petani Simpang Datuk, beras sehat, beras
tanpa bahan pengawet, tanpa pemutih. Yuk kita turun kelapangan untuk mendengarkan kelu kesah,petani dan berikan solusi terbaik bagi pejuang pangan kita.
Itulah harapan kami sebagai petani,. Tetap semangat semoga kita diberikan ALlah rezeki lain yang berlimpah. Amin ya robbal Al-Amin.
(Eko)