Kerinci.(Benuajambi.com)-Aksi unjuk rasa warga menolak proyek PLTA Kerinci berakhir ricuh, Kamis (21/8). Ratusan massa menerobos area pembangunan bendungan, melempari alat berat, dan mengusir pekerja.
Ketegangan pecah saat warga terlibat dorong-dorongan dengan polisi. Aparat akhirnya menembakkan gas air mata hingga massa bubar.
Aksi ini dipicu persoalan ganti rugi lahan dan dampak kerusakan sungai. Tawaran kompensasi Rp5 juta per keluarga dari pihak perusahaan ditolak warga karena dianggap tidak sebanding dengan kerugian.
Hingga kini, konflik warga dengan proyek PLTA belum menemukan titik temu.
(Khairil)






