JAMBI.(Benuajambi.com)-Mengutip pendapat Highet tentang mengajar Highet menyebutkan bahwa mengajar merupakan suatu seni bukan ilmu , mengajar adalah berupa “menjadi” tidak “dijadikan” nilai yang telah dimiliki oleh setiap pengajar atau guru di luar garapan ilmiah, emosi dan itu sebabnya mengajar menurutnya merupakan seni.
Teaching is an art, mengajar adalah sebuah seni bukan science, mengapa dikatakan seni tidak dikatakan science? Karena hal penting yang dikuasai guru dalam mengajar adalah keterampilan, kesabaran dan butuh waktu dalam memimpin pembelajaran.
Lalu dimana letak seninya mengajar? Guru harus terampil dan faham dalam menentukan sikapnya,kapan dia harus memotivasi, kapan dia harus memberikan konsekuensi, kapan dia harus memberikan bimbingan khusus dan kapan dia harus melepas siswa mengeksplorasi dirinya.
Banyak alasan yang bisa dijadikan jawaban dari pertanyaan mengapa mengajar dikatakan seni, bukan sekedar mentransfer pengetahuan.
Sekedar contoh, Ibarat membentuk plastisin, guru berusaha semaksimal mungkin membuat bentuk yang awalnya hanya sebuah benda biasa menjadi bentuk yang bermakna.
Guru harus terampil mengubah perilaku siswa, yang awalnya hanya siswa biasa menjadi individu yang berkarakter, berpendidikan dan tentunya menjadikan siswa berjiwa pancasila.
Bukan hal yang mudah bagi guru untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar,menjadi guru adalah sebuah proses belajar dan terus belajar. Untuk mengajar guru tidak boleh berhenti belajar, jika seorang guru memutuskan diri untuk berhenti belajar maka diyakini akan terjadi ketimpangan dalam proses belajar mengajar.
Mengapa bisa terjadi ketimpangan? Karena didalam mengajar itu ada teaching cycle atau siklus mengajar,dimana guru dituntut untuk mengasah keterampilan mengajar sehingga guru mampu menjawab kekompleksitasan dalam pembelajaran.
Guru belajar untuk meningkatkan kompetensinya, baik itu kompetensi pedagogic, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadiannya.
Peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan di satuan pendidkan, dan peran guru juga adalah sentral dalam upaya mewujudkan pendidikan bermutu dan maju karena guru adalah pilar pendidikan.
Masa depan pendidikan ada ditangan kita para guru Indonesia, sebagai guru pilihan ada ditangan kita ,mau belajar ? atau tetap berada di zona nyaman? Jawaban ada pada diri kita sendiri.
Penulis, Siti Aisyah,M,Pd
Editor: Ardi