Jambi-(Benuajambi.com)– Pemerintah pusat semakin serius menanggapi permasalahan rokok di Indonesia. Salah satunya pemerintah akan merevisi peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Berdasarkan survei indikator kesehatan nasional tahun 2016 dan riset kesehatan dasar 2013 dan 2018 mencatat jumlah perokok dan perokok anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 meningkat hingga 9.1 persen.
Perlu diketahui rokok itu sendiri berasal dari bahasa belanda roken yang diperkenalkan oleh bangsa Aztek dan Maya sekitar 7000 tahun yang lalu.
Salah seorang dokter spesialis paru di Jambi yakni dr. Nova Indriyani. Sp. P mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang rokok yang bikin ahli hisap auto berhenti merokok.
Nova menyebut beberapa faktor seseorang merokok diantaranya pengaruh lingkungan, mencari jati diri, mengurangi stres hingga diyakini dapat menurunkan berat badan.
“Asap rokok yang dihisap baik oleh si perokok dan orang lain yang menghirup asap rokok berdampak pada timbulnya gangguan kesehatan”imbuhnya, Jum’at (13/01/2023).
Rokok juga dapat membuat kulit menjadi keriput, rambut rontok, kanker hidung, katarak, gangguan pendengaran, kanker kulit, kanker lidah, kanker paru, karies, penyakit jantung, hingga juga berdampak bagi mutu dan jumlah sperma dan penyakit berbahaya lainnya.
“Sementara itu bagi perokok wanita dapat menimbulkan kanker payudara, kanker leher rahim. Penyakit paru akibat merokok termasuk PPOK yakni emfisema dan bronkitis kronis, merokok penyebab sebagian besar kasus kanker paru”bebernya.
Dokter Nova Indriyani menjelaskan asap rokok salah satu pemicu serangan pada penderita asma dan perokok 13 kali lebih berisiko meninggal akibat PPOK dari pada yang tidak perokok.
Nova menjelaskan manfaat berhenti merokok pada 1 bulan pertama akan berdampak pada kesehatan tubuh diantaranya aliran darah tepi membaik, kadar oksigen dalam darah kembali normal, kulit menjadi cerah.
“Pada 6 minggu pertama fungsi silia saluran nafas dan fungsi paru membaik dan batuk berkurang, periode 1 tahun resiko penyakit jantung koroner menurun setengahnya, 5 tahun resiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah merokok, 10 tahun berhenti merokok resiko kanker paru menurun setengahnya”jelas dr. Nova Indriyani. Sp. P