Merangin, Benuajambi.com – Koordinator biro-biro Gerakan Mahasiswa Merangin Jambi (GMM-Jambi), Faisal Akbar, yang merupakan putra daerah Tabir Barat, Merangin, melontarkan kritik keras terhadap 100 hari kepemimpinan Bupati Merangin. Dalam pernyataan persnya pada. Senin (19/5/2025).
Faisal Akbar menyoroti dengan tajam minimnya progres pembangunan infrastruktur di kabupaten tersebut, terutama kondisi jalan, jaringan komunikasi, dan pemenuhan kebutuhan listrik, dengan fokus utama pada kondisi yang sangat memprihatinkan di Kecamatan Tabir Barat.
Faisal Akbar, yang juga berstatus sebagai mahasiswa, menilai bahwa Bupati Merangin telah menunjukkan “rasa tidak tahu malu” di hadapan masyarakat Merangin, yang menurutnya memiliki banyak tokoh, akademisi, dan aktivis, dengan membiarkan kondisi infrastruktur terus terabaikan. Kekesalan ini mencapai puncaknya menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Merangin yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Kecamatan Tabir Barat pada 22 Mei 2025 mendatang.
“Bagaimana mungkin sebuah acara tingkat kabupaten yang akan dihadiri oleh qori-qori berprestasi tingkat nasional bahkan internasional, digelar di lokasi dengan kondisi infrastruktur yang sangat memperihatinkan seperti Tabir Barat saat ini?” ujar Faisal Akbar dengan nada geram.
Ia menunjuk secara spesifik kerusakan parah pada jalan-jalan utama di kecamatan tersebut serta buruknya jaringan komunikasi dan minimnya ketersediaan listrik yang menghambat aktivitas masyarakat sehari-hari. Lebih lanjut, Faisal Akbar merinci bahwa kerusakan jalan terparah berada di wilayah Kecamatan Tabir Ulu, meliputi Desa Kapuk, Desa Medan Baru, Desa Muara Seketuk, dan Desa Muara Jernih.
Selaku putra daerah Tabir Barat, Faisal Akbar dengan tegas menuntut Bupati Merangin untuk segera mengambil tindakan nyata dalam memperbaiki infrastruktur jalan dan jaringan komunikasi yang dianggapnya sebagai kebutuhan mendasar masyarakat. Ia juga mendesak adanya prioritas dan percepatan pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Merangin.
Lebih lanjut, Faisal Akbar menyampaikan ultimatum kepada Bupati Merangin. “Jika tuntutan ini tidak segera diindahkan, kami tidak akan tinggal diam. Saya akan mengerahkan seluruh masyarakat Tabir Barat untuk melakukan aksi akbar di kantor bupati, menuntut hak-hak kami yang selama ini terabaikan,” ancamnya dengan tegas.
Kritik pedas dan ancaman aksi dari mahasiswa ini menambah tekanan terhadap Pemerintah Kabupaten Merangin, terutama menjelang perhelatan MTQ tingkat kabupaten yang tinggal beberapa hari lagi.
Kondisi infrastruktur yang buruk di lokasi acara menjadi perhatian serius dan menimbulkan pertanyaan besar terkait kesiapan daerah dalam menyelenggarakan agenda penting tersebut.
Masyarakat Tabir Barat dan berbagai pihak kini menanti respons konkret dari Bupati Merangin terkait tuntutan yang dilayangkan oleh Faisal Akbar dan GMM-Jambi ini. (Ran)